Test Pen AC-DC sendiri

Copas
bikin,test,pen,acdc,sendiri,honda,motor,club,setting,modifikasi,otomotif,motobike,merek,accesories,pasang,artis,bengkel,teknologi

















Buat yang sering otak-atik kelistrikan motor sudah selayaknya memiliki alat ini. Ya, test pen atawa tespen. Terutama, tespen yang model AC-DC.

Untuk menentukan mana kabel yang positif atau mana yang negatif lebih mudah.

Mantapnya, bro Arys punya ide buat mewujudkan itu. Pertama, siapkan tespen model biasa buat basis alat. Lalu, siapkan juga lampu LED beda warna sebanyak dua buah. Misal, biru dan hijau. Tak lupa, resistor dan kabel sepanjang 10 - 15 cm.
Kini, lanjutkan dengan membongkar tespen buat mengeluarkan isi di dalamnya. “Kita ubah lampu yang ada di dalam tespen dengan dua lampu LED yang beda warna tadi,” bebernya.

Tujuan diberi dua lampu LED yang beda warna adalah untuk ketahui arah aliran listriknya. Jika lampu LED yang menyala hanya satu, berarti listik yang mengalir di dalam rangkaian itu searah. Tapi, jika keduanya menyala, bisa dipastikan arusnya bolak-balik.

Selanjutnya kedua lampu LED itu digabung berlawanan. Maksudnya, kaki positif lampu LED yang pertama dihubungkan dengan kaki negatif lampu LED yang kedua. Untuk membatasi arus yang mengalir agar lampu tak putus, di rangkaian lampu ditambahkan hambatan atau resistor.

“Nilai resistor yang dipakai 20 - 50 kilo ohm,” bilangnya. Usai rangkaian lampu selesai dirangkai, kini masukkan ke dalam tespen dan tespen siap digunakan. 

Pentingnya Memasang Kaca Spion


Sobat biker, terutama yang bbergabung di klub / komunitas, apakah kendaraan sobat dilengkapi dengan kaca spion yang lengkap ? Kaca spion kanan dan kaca spion kiri ? Jika tidak, maka segeralah melengkapi kendaraan anda dengan kaca spion standar, karena menyia-nyiakan hal ini, berarti menyia-nyiakan keselamatan diri sobat. Gak percaya ? Simak perhitungan berikut ini sehingga saya berasa perlu membahas Pentingnya Memasang Kaca Spion.
Kaca spion kanan berguna ketika si pengendara sepeda motor akan membelokkan kendaraannya kearah kanan, maka ia akan "melirik" melalui kaca spion kanan untuk mengetahui adakah kendaraan lawan disisi dalam belokan yang akan kita tempuh. Jika tidak ada berarti jalur yang akan kita lalui aman dari pengendara lain. Demikian juga spion yang kiri, sangat berguna ketika kita akan berbelok kekiri. Fungsi spion kanan dan kiri jangan dibalik, dengan arti, jika akan belok kanan justru lihat spion kiri, dan ketika akan belok kiri justru lihat spion kanan. Berabe ntar. Ujung-ujungnya kecelakaan juga. Kita sering melihat pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan kaca spion ketika akan berbelok, dia akan menolehkan kepalanya kebelakang utntuk mengetahui ada tidaknya kendaraan lawan. Proses menolehnya kepala ini akan menyebabkan kendaraan sedikit oleng meskipun kadar olegnya akan sangat ditentukan berpengalaman tidaknya pengendara tersebut mengendarai sepeda motor. Disamping itu, menolehnya kepala ini paling tidak, membutuhkan waktu ± 1 detik hingga kepala kembali keposisi awal menghadap kedepan.
Sebagaimana kita ketahui, rumus untuk menghitung kecepatan kendaraan dari semenjak saya SMP dahulu adalah : V = S / t dimana V : Kecepatan, S : Jarak Tempuk (dalam satuan Km) dan t : waktu dalam satuan jam. Seandainya para bikers (sebutan untuk pengendara sepeda motor) ini melaju dengan kecepatan 70 Km/jam, maka kita dapat mengetahui, berapa jarak tempuh sipengendara dalam kurun waktu 1 detik ! Dengan membolak-balik rumusnya maka jika :

V = 70 Km/jam
1 jam = 3600 detik,

akan diperoleh V = 70 Km/3600 dt = 0.019444 Km/dt. = 19.444 m/dt.
Dari perhitungan sederhana diatas kita dapat ketahui, pada kecepatan 70 Km/jam, jika si pengendara menoleh kebelakang selama 1 dt saja, maka kendaraan tidak akan terkendali secara sempurna sejauh 19.444 meter. Jarak yang cukup untuk menghantarkan kita ke RS atau bahkan lebih parah. Untuk kecepatan 50 Km/jam, jarak yang diperoleh adalah 13.889 meter, jarak yang masih cukup untuk menimbulkan kecelakaan. Karenanya sobat, sebaiknya, pasanglah kaca spion. Tetapi sekarang, karena tren dan gaya, sering kali kaca spion yang dipasang tidak standar. Tetapi cukup nangkring di kendaraan dan tidak berfungsi sempurnya atau bahkan tidak berfungsi. Tidak berbeda dengan menoleh kebelakang, kaca spion yang tidak standar hanya akan menimbulkan "titik buta" dimana pada area tertentu kita tidak bisa melihat dengan benar, kecuali dengan merubah posisi beberapa bagian tubuh seperti lengan, tangan, bahkan tubuh. Karenanya, jika ingin selamat, pikirkan dulu, mau gaya atau mau selamat
~~~Semoga bermanfaat~~~