Bahaya Pin atau Wing di Jaket, Merobek Tubuh di Situasi Tertentu


Bahaya Pin atau Wing di Jaket, Merobek Tubuh di Situasi Tertentu


Rompi klub khususnya chopperis juga peturing punya tanda-khusus. Tanda itu bukan asal tempel. Penuh makna simbolis. Selain back patch dari bordiran, mereka juga menyimpan berbagai tanda di bagian depan. Ada benda keras, besi, kuningan atau tembaga di bagian depan.

Internal event kerap memberikan tanda ‘jasa’ kepada life members, prospect atau kepada member khusus. Tentunya, tanda ini punya nilai sentimentil tertentu. Skuteris jago turing dan rajin datang ke riungan misalnya, punya puluhan wing di dadanya.

Saking banyaknya bisa berentet dari dada atas sampai ke bawah. Tanda ini punya nilai prestisius bagi pemiliknya. Biker yang menempuh perjalanan ke riungan itu bakal merasa kurang afdal jika tak menempelkan pin di rompi selepas acara.

“Idealnya tak cuma faktor emosional, prestisius ataupun estetika saja yang diperhitungkan. Kita juga wajib melihat dari sisi safety. Pin berbahan metal, apalagi berkontur tajam seperti sayap, motif tengkorak, tanduk banteng dan lainnya, bisa berbahaya dalam situasi tertentu,” komentar Djumadi, West Captain klub Condors Nationz.

Angga, peturing yang sedang melakukan misi kampanye antikorupsi Jakarta-Aceh 0 km, berpendapat sama. “Rompi memang jadi perlengkapan wajib. Selain untuk penahan dingin juga meredam benturan selain peranti safety yang ada. Jika di rompi itu justru banyak menempel barang berbahaya, kita harusnya menghindari itu,” jelas brother yang baru menyelesaikan perjalanannya di Medan ini.

Sebagian anggota klub kini menghindari pin berbahan metal di rompi khususnya di bagian depan.”Kita tidak pernah tahu situasi di jalanan. Jika jatuh, pin ini bisa melukai tubuh sendiri. Ibaratnya menyimpan benda tajam di dada kita,” tambah Moch. Iing Ismail, East Captain klub ini.

Keseriusan ini dibuktikan dengan melarang semua life members mereka memakai pin metal sebagai atribut wajib. “Di bagian depan hanya simbol klub, visi klub dan gelar X-patcher untuk mereka yang setia lebih dari lima tahun, itu semua bordiran.” Tuh!
PIN AMAN
Menurut Bagoes Priyo Kartono, pin atau wing terpengaruh tradisi militer. Dulu klub gede kebanyakan berasal dari veteran perang. Jadi tradisi militer seperti kepangkatan misalnya diterapkan di dunia biker. “Tidak cocok dipakai naik motor,” ungkapnya.

Di dunia militer tanda ketangkasan atau keahlian atau wing brevet berbahan pelat hanya dipakai dinas harian. ”Untuk pakaian dinas lapangan mereka akan pakai wing atau brevet bordiran,” katanya lebih lanjut.

Mungkin kalau diterapkan di dunia biker, wing atau pin pelat bisa dipakai di acara resmi, semisal bikers meeting atau mubes. Jika sedang turing, daily riding pakai pin atau wing dari bordiran. Bagaimana, Bro? 

No comments:

Post a Comment